Sunday, January 10, 2016

Kenapa Anak TK Nggak Boleh Belajar Membaca?




Awalnya saya tidak berminat menulis tema ini, karena menurut saya mendidik anak itu adalah bentuk pembelajaran yang perlu dicobakan,  bukan untuk diperdebatkan atau dibahas terlalu panjang. Tapi, kok lama-lama gatal juga ya kalau nggak berpendapat.

Kenapa perlu dicoba? Bukankah anak bukan untuk dicoba-coba seperti halnya dipesankan dalam sebuah iklan minyak kayu putih? Ini karena tiap anak itu unik. Satu dengan yang lain berbeda. Begitupula dengan pelajaran membaca. Perlu dicoba dulu berdasarkan riset yang sudah ada.

Kembali ke masalah perdebatan, antara anak TK diajarkan baca dan anak TK tidak boleh diajarkan membaca, belum saatnya katanya. Sebenarnya ini kisah klasik yang sudah menjadi pembahasan dari masa lampau. Namun seringkali mencuat kembali.

Saya menuliskan ini bukan untuk memihak kepada salah satu pemahaman. Saya hanya ingin berpendapat dengan kacamata saya yang mungkin masih terlalu cetek untuk dijadikan sebuah rujukan.

Tapi yang saya pahami dari proses belajar melalui pengalaman dan dari bangku kuliah, yang namanya belajar itu butuh proses dan tahapan, begitu pula dengan membaca. Nggak ujug-ujug langsung bisa.

Jadi, Apakah Anak TK Boleh Belajar Baca?

Jangankan anak TK, anak usia dua tahun saja sudah bisa kita ajarkan baca. Tapi belajar bacanya seperti apa dulu dan tahapan apa yang perlu dilalui. Kalau sudah melalui tahapan yang diperlukan sih boleh-boleh saja, toh anaknya sudah siap.

Nah, yang nggak boleh itu ya yang ujug-ujug tadi. Seperti orang berenang aja deh, coba kalau baru pertama latihan langsung suruh berenang di kolam yang 2 meter, beuhh bisa langsung tenggelam kan! Belajar baca juga gitu.

Kalau kamu nggak percaya, coba sekali-kali kamu belajar baca tulisan kanji, jika diawal sudah dijejali dengan buku yang tulisannya segambreng, kira-kira mabok nggak tuh, masih minat belajar tulisan kanji nggak ya keesokan harinya? Ya yang ada kapok dan trauma untuk belajar lagi.

Lalu, Apa Masalahnya?

Masalahnya, para orang tua dan guru itu sebenarnya tau nggak sih tahapan yang perlu diajarkan kepada anak untuk bisa baca? Bisa baca di sini bukan sekedar membunyikan huruf lalu merangkainya menjadi kata dan kalimat ya, tapi sampai memahami apa yang dibaca.

Pertanyaan di atas bukan dengan maksud memojokkan orang tua dan guru tertentu ya, ini mah membahas fenomena yang saya temui saja. Banyak juga kok guru dan orang tua yang pemahamannya sangat bagus dalam mendidik anak.

Sejauh yang saya amati, ada saja orang tua dan guru yang menganggap bisa baca itu hanya sebatas membunyikan huruf dan merangkainya saja. Padahal hal ini berdampak pada rendahnya minat baca anak.

Kenapa minat baca mereka rendah? Karena mereka nggak tau apa yang sedang mereka baca, mereka tidak sampai kepada pemaknaan apa yang sedang dibacanya.

Apa yang menyebabkan hal ini? karena proses belajarnya terlalu instant. Langsung pada pengenalan huruf dan cara merangkai huruf-huruf tersebut.

Inilah dampak kalau pemahaman akan suatu ilmu itu kita pahami secara parsial. Mungkin yang dimaksud nggak boleh belajar baca itu ya memaksakan kemampuan anak tanpa melihat tahapan perkembangan membacanya.

Oke, mungkin sudah terlalu panjang prolog yang saya sampaikan. Saya cuma mau bilang, belajar baca itu ada tahapannya. Karena anak itu beda-beda perkembangannya, jadi tahapan tiap anak pun berbeda.

Kapan Mulai Bisa Belajar Baca?

Kita bisa mulai mengajarkan tahapan membaca ke anak mulai dari anak sudah bisa mendengar. Caranya dengan membacakan buku cerita. Saat kita membacakan, maka anak akan belajar banyak kosakata.

Pelan-pelan kita jelaskan makna dari tiap kosakata. Di tahap ini, jangan kaget kalau si anak maunya dibacakan buku yang itu-itu saja, karena di usia dini anak sedang mempelajari pola, jadi inginnya diulang-ulang.

Selain membacakan, kita pun bisa perkenalkan banyak buku ke anak. Biar anak familiar dengan buku. Walaupun belum bisa baca, ia akan tetap tertarik untuk membuka, melihat gambar, bahkan kadang-kadang pura-pura membaca, walaupun posisi bukunya terbalik.

Itulah tahap awal, jika anak sudah mulai bisa bicara, kita bisa ajak anak kita untuk mengikuti bacaan yang kita baca. Ini bisa terjadi secara otomatis, tanpa kita minta, karena anak batita dan balita suka sekali meniru.

Nah, kalau anak sudah tau arah kiri dan kanan, atas dan bawah, maka kita bisa lanjutkan kepada pengenalan huruf, lalu dilanjutkan dengan suku kata, kata, lalu kalimat. Semua dilakukan dengan melihat kemampuan anak dalam menyerap pelajaran dari kita.

Satu hal lagi yang perlu kita lakukan, saat membaca suatu kata, ajaklah anak untuk memaknainya, misalnya saja saat membaca kata 'nenek', kita bisa tanya kepada anak, "Nenek itu siapa ya?" "Tinggalnya di mana?" Atau pertanyaan lainnya.

Mungkin hal-hal di atas yang bisa kita lakukan untuk membantu anak kita belajar membaca. Namun, kita perlu selalu ingat, masih banyak cara yang bisa kita coba dan anak-anak adalah pembelajar yang cerdas, kita hanya perlu berperan sebagai fasilitator dan pengarah saja.

Dan di luar semua cara di atas, kita pun perlu selalu ingat bahwa tidak ada cara instant dalam belajar, semua butuh proses. Untuk itu, bersabarlah dengan proses belajar anak-anak kita dan terimalah kenyataan bahwa tiap anak itu beda, tidak bisa dibandingkan.



Saturday, January 9, 2016

Start: 1,2,3 Mulai...!

youtube.com

Ini adalah awal saya menulis di blog ini. Ceritanya sih blog ini mau saya seriusin. Oleh karena itu diawal yang perlu saya share adalah mengenai mimpi saya dan mimpi orang-orang di sekitar saya. Tentunya mengenai mimpi yang berkaitan dengan kehidupan saya saat ini. Sebagai creative teacher, content writer dan books lover.